Selasa, 09 Mei 2017

Sehari Tanpa Sepatu

 Satu hari Tanpa ada Sepatu

Sepatu yang baik bakal membawamu ke tempat yang baik. Bukanlah saja sebagai baju pelindung kaki, sepatu diakui miliki andil dalam perjalanan nasib seorang. Beberapa orang dewasa bekerja atau bersosialita dengan kenakan sepatu sebaik mungkin saja untuk kenyamanan sekalian gengsi. Anak-anak sekolahan bersepatu untuk kesehatan serta rasa yakin diri. Untuk yang umum bersepatu, pada 29 April ini Anda ditantang oleh TOMS Shoes-Mycoskie untuk melakukan aktivitas tanpa ada alas kaki sepanjang satu hari. Berani?

Sekilas, gerakan One Day Without Shoes atau Harga Sepatu Safety Krisbow Satu hari Tanpa ada Sepatu ini terdengar tidak utama serta sensasional belaka. Dibalik itu, ada narasi humanistik yang menyentuh mengenai anak-anak di beberapa pelosok bumi yang belum dapat rasakan enaknya bersepatu.

Alkisah, pada 2006, pelancong Amerika Blake Mycoskie liburan di Argentina. S epatu jadi masalah dalam kehidupan Mycoskie saat dia paham anak di Negeri Tango itu tidak kenakan sepatu. Mycoskie terenyuh, tersentuh. Ketidakpunyaan sepatu untuk anak-anak dia pandang sebagai permasalahan yang beresiko cukup serius, seumpama meneror kesehatan serta kerentanan bakal infeksi, atau menghalangi anak-anak pergi ke sekolah.

Mycoskie menginginkan menolong mereka. Sempat  dia timbang-timbang untuk menjaring amal dengan cara segera dari orang-orang, namun itu di rasa tak efisien. Uniknya, dia pilih jalan melakukan bisnis untuk beramal. Perusahaan sepatu memiliki loabel TOMS lalu didirikan. Sepatu pertama yang diproduksinya yaitu alpagarta, sepatu khas Argentina. Sistem marketing juga jalan dengan iringan slogan amal. Dari satu penjualan sepasang sepatu, TOMS menjanjikan sumbangan sepasang sepatu baru untuk anak-anak di Argentina serta di belahan dunia lain yang memerlukan. Imbuhan beberapa narasi motivatif Mycoskie juga jadi magnet sendiri untuk umum Amerika untu k beli sepatu TOMS.

Mycoskie berhasil menarasikan gerakan bisnis-amalnya : hari esok kesehatan serta pendidikan satu anak ikut terbayar saat satu orang beli sepasang sepatu TOMS. Pada 2010 Mycoskie kembali pada Argentina untuk merayakan penjualan 1 juta gunakan sepatu. Cerita itu dapat di baca dalam memoar yang ditulis Mycoskie, Start Something That Matters (2012).

Kisah-kisah Mycoskie mengingatkan gw pada film Children of Heaven. Film dari Iran itu menceritakan, begitu sepatu jadi masalah yang tidak remeh untuk dua bocah kakak-beradik. Cerita mengenai sepatu itu menarasikan perseteruan batin, kekecewaan, harapan, serta semangat anak-anak. Dari Indonesia sendiri, belum lama ini dapat terbit film Sepatu Dahlan. Film biografis ini menceritakan suka-duka seseorang anak yang berjuang melalui kemiskinan. Dahlan kecil umum pergi ke sekolah jalan beberapa puluh km. dengan kaki telanjang. Sepatu jadi satu diantara harapan yang utama baginya.

Begitulah, anak-anak sekolah tidak bersepatu yaitu cerita yang tidak asing di negeri kita sendiri. Hingga hari ini, banyak anak di pelosok desa yang belum bersepatu. Mereka jalan tanpa ada alas kaki melewati jalanan terjal atau becek saat pergi sekolah. Gerakan Satu hari Tanpa ada Sepatu yang digagas Mycoskie yaitu buat mereka : rasakan derita anak-anak tidak bersepatu serta tergerak membantunya. *Disclaimer : Komentar yaitu respon pribadi, tak mewakili kebijakan editorial redaksi tempo. co. Redaksi memiliki hak merubah kalimat yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, serta antar kelompok